Smoga bermanfaat :)
Summary Addition BAB X (Manajemen Kualitas; page
127)
June,2nd2012
Dalam era industrialisasi
yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin
memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh
kepada kualitas. Perhatian penuh kepada kualitas akan memberikan dampak positif
kepada bisnis melalui dua cara, yaitu: dampak terhadap biaya produksi dan
dampak terhadap pendapatan.
Dari
http://jurnal-sdm.blogspot.com at 2:05 PM terdapat beberapa definisi Kualitas
menurut beberapa ahli, yaitu :
Menurut W.
Edwards Deming, Kualitas adalah
pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus. Pendekatan Deming
adalah bottom-up. Sedangkan menurut Westinghouse mendefinisikan bahwa kualitas
adalah performa kerja yang dapat memenuhi keinginan customer secara cepat dan
tepat. Secara konvensional, Kualitas biasanya menggambarkan karakteristik
langsung suatu produk, seperti: penampilan, keandalan, kemudahan penggunaan,
estetika, dan sebagainya. Definisi strategik menyatakan bahwa kualitas adalah
segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.
(Gasperz,p.4).
Berdasarkan definisi tentang kualitas
baik yang konvensional maupun yang lebih strategik, kita boleh menyatakan bahwa
pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok berikut :
- Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu.
- Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.
Pengertian
Sistem Manajemen Kualitas sendiri menurut Gaspersz (2001), Sistem manajemen
kualitas (QMS) merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek
standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu
proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan
tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan
dan organisasi. Sistem manajemen kualitas mendefinisikan bagaimana organisasi
menerapkan praktek-praktek manajemen kualitas secara konsisten untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan pasar.
Ø Perencanaan
Kualitas
Dari http://manaje-men.com/manajemen.kualitas.html 2:37 PM menjelaskan bahwa perencanaan
kualitas (quality
planning) melibatkan aktivitas sebagai berikut :
1.
Identifikasi pelanggan.
Setiap orang yang akan dipengaruhi adalah pelanggan.
2.
Menentukan kebutuhan
pelanggan.
3.
Menciptakan keistimewaan
produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
4.
Menciptakan proses yang
mampu menghasilkan keistimewaan produk dibawah kondisi operasi.
5. Mentransfer /mengalihkan proses ke operasi.
Serta pendekatan terhadap pengendalian kualitas (quality control) melibatkan
beberapa aktivitas sebagai berikut :
1.
Mengevaluasi performansi
aktual.
2.
Membandingkan yang aktual
dengan sasaran.
3.
Mengambil tindakan atas
perbedaan antara yang aktual dan sasaran.
Ø Manajemen Mutu
Pengertian mutu dalam kerangka ISO 9000 yang dikutip dalam http://huangcorp.wordpress.com
at 2:56 PM didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh
dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk
memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat
mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan
kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Ø Process Management Model
Model
atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses
bisnis. Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management
Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan
proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana
kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
· Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien
· Kualitas dari proses disain
· Kualitas Material dan komponen
· Kualitas dari kumpulan proyek
· Kualitas dari kegiatan management proyek
· Management proyek sebagai rata rata dari
peningkatan kualitas proyek
Ø Konsep
Pengendalian Mutu
Pada
perusahaan pabrikasi ada dua macam struktur organisasi yang berkaitan dengan
pengendalian mutu:
1. Departemen kualitas berdiri sendiri dan mempunyai
jalur laporan langsung ke GM. Fungsi kualitas harus terpisah dari kegiatan
pabrikasi dan langsung memberikan laporan ke GM, tujuannya untuk mendapatkan
kerjasama dalam rangka memenuhi penjadwalan dan biaya.
2. Departemen kualitas adalah bagian dari pabrikasi dan
memberikan laporan ke manajer pabrik. Fungsi kualitas di bawah fungsi pabrikasi
karena mutu membutuhkan koordinasi yang dekat dengan proses produksi.
Sesungguhnya manajer pabrikasi telah mengemban tugas sebagai coordinator kualitas.
Ø Biaya Kulitas
Merupakan
biaya yang timbul apabila produk tidak dapat memenuhi kepuasan pelanggan atau
terjadi pada waktu proses produksi sedang berjalan. Biaya
total kualitas meliputi antara lain:
1. Biaya
pengendalian kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya pemeriksaan
dalam penentuan nilai kualitas.
2. Biaya
perbaikan kerusakan
3. Biaya
eksternal (produk telah selesai dan diserahkan ke pelanggan).
Rumus:
Total
biaya kualitas = Biaya pengendalian + Biaya kerusakan
Total
biaya kualitas = (Biaya pencegahan + Biaya pemeriksaan) + Biaya kerusakan
internal + Biaya kerusakan eksternal)
Ø Pengendalian Mutu yang
berkesinambungan
1.Analisis
Pareto
Contoh: kerusakan pada system hydraulic
dari Front-end Looder
2. Diagram Cause-and-effect atau CE
diagram
Disebut juga sebagai diagram Ishikawa atau
diagram tulang ikan (fishbone diagram).
Diagram tulang ikan (Fishbone
diagram) atau dikenal juga dengan diagram Ishikawa atau ada juga yang menyebutnya diagram sebab
dan akibat (cause and effect diagram) diperkenalkan oleh seseorang
bernama Kaoru Ishikawa. Idenya adalah berpikir tentang penyebab-penyebab yang
mungkin dan alasan yang menyebabkan efek atau masalah. Dengan demikian dapat
dicari solusi untuk mencegah masalah tersebut.
Konsep dasar dari fishbone
diagram adalah menjabarkan sebuah masalah dan penyebabnya yang dibagi
menjadi penyebab utama dan penyebab lainnya. Penyebab tersebut biasanya
mengarah kepada 7 (tujuh) masalah, yaitu Metode (methods), Mesin (machinery), Manajemem
(management), Material (materials), Sumber daya manusia (manpower),
Lingkungan (environment), dan Pengukuran (measurement). Tujuan dari fishbone diagram
adalah menemukan penyebab masalah baik penyebab utama maupun penyebab lainnya.
Dengan menggunakan fishbone diagram akan diketahui penyebab yang saling
berkaitan.