3 Budaya Bangsa Jepang

Minggu, 16 Juni 2013

Jepang. Tentu kita tidak asing dengan negara sakura tersebut. Banyak sekali keistimewaan-keistimewaan yang ada didalamnya. Salah satu keistimewaan Jepang adalah kemajuan tidak mengubah sedikit pun cara hidup masyarakatnya. Masyarakat Jepang masih memegang teguh tradisi mereka. Hal ini dapat dilihat dari sikap, cara berpikir, bekerja, berpakaian, bahasa dan makanan mereka. Meskipun demikian, mereka sadar bahwa untuk menjadi negara maju, mereka juga harus bisa menyesuaikan dengan keadaan yang baru. Hal ini yang disebut dengan transisi. Tradisi berubah menjadi modern, dan tidak ada satu negara pun yang bisa menghindarinya. 
Bangsa yang tidak mampu menghadapi perubahaan akan sulit. Salah satu kelebihan bangsa Jepang adalah mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan tanpa menghilangkan identitas bangsa itu sendiri. Adanya peningkatan itu, bangsa Jepang harus berusaha lebih keras lagi. Mereka sanggup menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan segala pekerjaan mereka. Tidak mudah untuk menyesuaikan kehidupan dengan negara Jepang. Mereka selalu bergerak gesit dan berjalan cepat. Waktu yang ada selalu dimanfaatkan, tidak ada istilah lamban ataupun bermalas-malasan. Sejak dahulu bangsa Jepang memang tidak pernah membuang-buang waktu. Jika ingin mengikuti budaya Jepang, kita juga harus bisa menabung. Karena biaya hidup di Jepang yang sangat tinggi. Perubahan lain adalah teknologi dan industri. Perkembangannya selalu signifikan. Sulit bagi bangsa lain untuk bisa mengejarnya. Makanya Jepang menjadi pemimpin dalam teknologi dan keilmuan.
Jepang juga harus mampu memasarkan teknologi yang mereka hasilkan. Dan inilah salah satu keunggulan Jepang dari negara Asia lainnya.
Bangsa Jepang yang rajin dan pekerja keras rela mengorbankan segala sesuatu demi pekerjaannya. Karakter dan budaya bekerja keras membuat keberhasilan Jepang dalam bidang ekonomi, industri, dan perdagangan. Tempat kerja mereka dijadikan seperti rumah kedua. Loyalitas terhadap perusahaan melebihi kepada keluargannya sendiri. Budaya keras ini telah ada berabad-abad yang lalu dan telah mengakar dalam kepribadian bangsa Jepang itu sendiri. Cara yang dilakukan bangsa Jepang adalah menjalin hubungan yang erat dengan para pekerja. Mereka memiliki hubungan emosi yang kuat antara satu dengan yang lain. Jam kerja di Jepang merupakan jam kerja tertinggi di dunia. Meskipun demikian, pekerjaan mereka tetap maksimal.
Malaysia sangat ingin mempelajari keberhasilan Jepang tersebut. Mereka menggunakan asas memandang ke timur untuk menunjukkan kecintaannya terhadap loyalitas kerja masyarakat Jepang. Antara lain dengan adanya pencatatan waktu, senam pagi, bekerja dalam tim, dan adanya penjelasan singkat sebelum bekerja.
Harus ada sikap konsisten komitmen yang tinggi untuk menerapkan prinsip hidup bangsa Jepang dalam kehidupan. Kita harus rela mengubah sikap hidup kita. Sikap rajin, optimis, kreatif dan tepat waktu adalah ciri-ciri bangsa maju. Dengan begitu, keberhasilan dan kemajuan yang selama ini kita inginkan bisa tercapai. Berani mengubah sikap menjadikan bangsa Jepang lebih maju dan mampu bersaing. Meskipun kehebataannya menciptakan produk tidak sahebat bangsa Barat, tetapi bangsa Jepang selalu memiliki potensi untuk meningkatkan mutu produksinya. Jepang juga menanamkan modalnya di negara-negara Asia lainnya. Ini semua dilakukan untuk membantu perekonomiaan negara tersebut.
Etika kerja Jepang bersifat umum dan lebih mengarah ke arah Asia. Etika kerja yang baik menghasilkan “buah” yang baik pula dan dapat dinikmati terus-menerus. Untuk menerapkan etikanya, diperlukan komitmen yang kuat,konsistensi, dan disiplin diri. Etika Jepang berbeda dengan etika Barat. Bangsa Barat beranggapan bahwa sesuatu dapat dicapai dengan cuma-cuma. Sedangkan Jepang beranggapan bahwa hasil itu didapat dari usaha dan kerja keras. Usaha yang keras dapat dilakukan dengan mengorbankan waktu, tenaga, dan uang. Hal itu dilakukan untuk menghasilkan segala sesuatu yang dapat bersaing dengan yang lainnya. Perusahaan Jepang mengesampingkan status antara pekerja, baik pekerja eksekutif maupun pekerja biasa. Mereka sama-sama menghabiskan waktu yang sama untuk bekerja. Pengorbanan mereka akan dihargai dengan melibatkan pekerja dalam mengambil keputusan. Hal itu sebagai wujud nyata penghargaan perusahaan terhadap karyawan.
Alangkah senangnya, apabila budaya-budaya tersebut juga bisa diterapkan di Indonesia. Bisakah? Tentu saja bisa, asalkan dari rakyat-nya sendiri (semua kalangan tidak terkecuali) mau merubah diri untuk menjadikan bangsanya maju dengan terus konsisten komitmen yang tinggi, disiplin waktu, dan mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan tanpa menghilangkan identitas bangsanya sendiri. Hopefully. J

0 komentar: